Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Biodata KH. Ahmad Sanusi
KH. Ahmad Sanusi--
Radarcirebon.com - Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Biodata KH. Ahmad Sanusi. KH Ahmad Sanusi atau dikenal juga dengan sebutan Kiai Sanusi, merupakan seorang ulama Nusantara dan Tokoh Pejuang Indonesia yang berasal dari Cantayan, Sukabumi. Beliau lahir pada tanggal 18 September 1888.
Kiai Sanusi merupakan putra dari Ajengan KH. Abdurrahim bin H. Yasin, pengasuh Pesantren Cantayan di Sukabumi. Terlahir sebagai putra Ajengan dan terbiasa dengan lingkungan pesantren, beliau banyak mempelajari ilmu-ilmu keislaman dari sejak kecil sehingga menjadikannya pribadi yang Sholeh.
Beliau menikah dengan putri dari KH. Affandi, yang bernama Hj. Siti Djuwairiyah. Setelah menikah, Beliau dan Istri pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Namun, setelah melaksanakan ibadah haji, mereka memutuskan untuk tinggal di Mekkah.
Menetap kurang lebih 5 tahun di Mekkah al-Mukarromah bersama sang Istri, Beliau banyak mendalami ilmu agama, dan mempelajari berbagai pemikiran dan mazhab-mazhab. Namun, Beliau tetap menganut mazhab Syafi’i.
BACA JUGA:PLTU Indramayu Sudah Proper Hijau, Percontohan Nasional untuk K3L
Berkat kepandaiannya, Kiai Sanusi mendapat penghargaan dari para Syeikh di Mekkah. Bahkan, Beliau juga mendapat kesempatan untuk menjadi imam sholat dan menjadi guru di Masjidil Haram.
Selain belajar tentang ilmu-ilmu agama, Beliau juga bergabung dengan organisasi bernama Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dan Sarekat Islam (SI). Salah satu alasan Beliau bergabung dengan Sarekat Islam adalah karena adanya Anggaran Dana (AD), Beliau bertujuan untuk melepaskan ketergantungan masyarakat pribumi terhadap negara asing.
Beliau mendirikan pesantren, yang bernama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng, yang membuatnya dikenal sebagai Ajengan Genteng. Selain itu, Beliau bersama para Ulama Sukabumi berupaya untuk mensyiarkan agama Islam dengan mendirikan organisasi yang bergerak di bidang keislaman dan kemasyarakatan, bernama Al-Ittihadiyatul Islamiah (AII). Namun, kemudian dibubarkan oleh Jepang. Lalu Beliau kembali mendirikannya dengan nama Persatuan Umat Islam (PUI).
Kiai Sanusi sempat dipenjara dan diasingkan selama 9 bulan karena tuduhan memobilisasi massa pada peristiwa perusakan jaringan telepon yang menghubungkan Bogor, Sukabumi dan Bandung.
BACA JUGA:Selesaikan SUTT 150 kV Batang-Weleri, Sistem Kelistrikan Batang Semakin Andal
Beliau mendapatkan penghargaan sebagai perintis kemerdekaan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 10 November 2009. Nama Beliau juga diabadikan oleh Pemerintah Kota Sukabumi, menjadi salah satu nama Terminal dan jalan di Sukabumi.
KH. Ahmad Sanusi wafat pada tanggal 31 Juli 1950 di Pesantren Gunung Puyuh. Atas perjuangan Beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum KH. Ahmad Sanusi pada November 2022.
Itulah biodata KH. Ahmad Sanusi yang dilansir oleh Radarcirebon.com. (Luthfi Imroatussolihah)
BACA JUGA:6 Rekomendasi Tempat Wisata Hits di Majalengka, Dekat Gunung Ciremai Bikin Liburanmu Tambah Seru!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: