Cerita di Balik Nama 4 Kapal Besar yang Dibangun Syekh Panji Gumilang, Ada Connie Rahakundini hingga Siliwangi

Cerita di Balik Nama 4 Kapal Besar yang Dibangun Syekh Panji Gumilang, Ada Connie Rahakundini hingga Siliwangi

Syekh Panji Gumilang punya kisah dan sejarah di balik nama kapal yang dibangun untuk Mahad Al Zaytun Indramayu.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

“Pada waktu kanak-kanak, selalu bersepeda ke dekat gunung itu,” kenang Syekh Al Zaytun, saat Taushiyah di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Jumat, 2, Juni 2023.

BACA JUGA:Lagi, Transportasi Online TEMAN Hadir di Cirebon

2. Gunung Pulosari

Ini adalah kapal yang kedua, kapal diberi nama Gunung Pulosari. Perizinannya atas nama sang istri. Sedangkan namanya, dipilihkan karena punya aspek historis keturunan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaja.

“Di gunung tersebut, sana ada kayu yang tumbuh, harumnya seperti jeruk purut. Kalau dipakai tongkat, bisa mengusir ular berbisar. Di Banten Selatan, Pandeglang banyak ular berbisa,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Gunung Pulosari adalah tempat Sultan Hasanudin berdamai dengan masyarakat setempat.

Kemudian menjadi momen di mana masyarakat memilih. Kelompok yang satu ikut Islam dan kelompok lain bertahan dengan agamanya yakni Sunda Wiwitan. Agama yang mereka sebut Siliwangi.

BACA JUGA:Soal Pesawat Iran Ngumpet Setahun di Bandara Kertajati, Ada Deal Jokowi-Raisi?

“Sultan Hasanudin memberikan kesempatan. Namun mereka minta tempat di bagian selatan yang sekarang menjadi tempat Suku Badui dengan tradisinya yang dipertahankan dengan baik dan tidak ada yang mengganggu,” jelasnya.

3. Kalinyamat

Untuk kapal yang ketiga diberi nama Kalinyamat. Perizinannya atas nama ketua yayasan. Namun nama Kalinyamat diberikan, karena membaca sejarah mengenai laut Indonesia.

“Syekh membaca sejarah, kenapa disebut nenek moyang orang pelaut. Setiap lafal daripada lagu itu, dicari filosofinya. Mungkin sang pengarah tidak masuk ke ranah yang syekh telusuri,” ungkapnya.

Dari penelusuran itu, Syekh Panji Gumilang menemukan literatur mengenai Ratu Kalinyamat. Kemudian ada juga Malahayati.

BACA JUGA:Jamaah Haji Asal Majalengka Minta Turun dari Pesawat Karena Ingat Ayamnya Belum Dikasih Makan

Ternyata di masa lalu, pendekar-pendekar laut Nusantara adalah sosok perempuan. Karenanya, wajar saja bila dalam kisah ini, dan lagu kemudian menyebut ‘Nenek Moyangku Orang Pelaut’.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: