Pemanis Buatan Aspartam Bakal Dinyatakan Sebagai Pemicu Kanker, Kalangan Industri Makanan Dunia Protes
Aspartam-Pixabay-
Kesimpulan IARC mewakili "langkah fundamental pertama dalam memahami karsinogenisitas", sedangkan JECFA "melakukan penilaian risiko, yang menentukan probabilitas terjadinya jenis kerusakan tertentu (misalnya, kanker) dalam kondisi dan tingkat paparan tertentu."
Tentu saja, rencana dari dua organisasi ini menimbulkan banyak protes dari berbagai kalangan pemerintah maupun industri pengolahan makanan di dunia.
"Dengan hormat kami meminta kedua lembaga itu mengoordinasikan upaya meninjau ulang aspartam guna menghindari kebingungan atau kekhawatiran masyarakat," tulis Nozomi Tomita, pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, dalam surat bertanggal 27 Maret kepada Wakil Direktur Jenderal WHO, Zsuzsanna Jakab.
Surat itu juga meminta agar kesimpulan dari kedua lembaga tersebut dirilis pada hari yang sama.
BACA JUGA:Inilah Trik Panji Gumilang Cari Simpati Israel dan Biaskan NII di Al Zaytun
Keputusan IARC bisa menimbulkan dampak yang luas. Pada 2015, komite mereka menyimpulkan bahwa glifosat "mungkin karsinogen".
Beberapa tahun kemudian, meski badan lain seperti Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) mempertanyakan hal ini, perusahaan-perusahaan masih merasakan akibat dari keputusan itu.
Pada 2021, Bayer dari Jerman kalah dalam pengadilan banding ketiga terhadap vonis pengadilan AS yang memberikan ganti rugi kepada konsumen-konsumen yang menuding herbisida berbasis glifosat buatan Bayer menjadi pemicu kanker yang mereka derita.
Keputusan-keputusan IARC juga dikecam karena memicu panik yang tidak perlu mengenai zat atau situasi yang sulit dihindari.
BACA JUGA:Cegah Kolesterol Naik Pasca Makan Daging Kurban, Inilah Rekomendasi Penawarnya
IARC memiliki empat tingkatan klasifikasi: karsinogenik, kemungkinan besar karsinogenik (probably carcinogenic), kemungkinan karsinogenik (possibly carcinogenic), dan tidak bisa diklasifikasikan.
Tingkatan-tingkatan itu didasarkan pada kekuatan bukti, bukan seberapa berbahaya suatu zat.
Klasifikasi pertama mencakup zat-zat mulai dari daging olahan hingga asbes, yang semuanya memiliki bukti yang meyakinkan untuk menjadi penyebab kanker, kata IARC.
Bekerja sepanjang malam dan mengonsumsi daging merah termasuk dalam kelompok "kemungkinan besar".
Artinya, ada bukti terbatas bahwa zat atau situasi itu dapat menyebabkan kanker pada manusia, ada bukti lebih baik pada hewan, atau ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa zat atau situasi itu memiliki ciri yang sama dengan karsinogenik lain pada manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase