Harta Karun di Laut Cirebon dan Kisah Luwu Ijo Bajak Laut Kejam yang Membunuh Putra Sunan Gunung Jati
Kisah Luwu Ijo bajak laut di Laut Cirebon.-Ilustrasi/Ist-radarcirebon.com
BACA JUGA:Jarang Terjadi, Fenomena Bunga Es di Gunung Ciremai, Suhu Mencapai -3 Derajat Celcius
Tugas dari Sunan Gunung Jati benar-benar dilaksanakan. Ki Gede Bungko berhasik menumpas kawanan perompak Luwu Ijo hingga musnah.
Sementara itu, jauh sebelum era Sunan Gunung Jati, perairan Cirebon sudah menjadi area perlintasan jalur rempah.
Bila melihat peta jalur perdagangan di Abad Ke-7, setidaknya ada 1 jalur perdagangan yang melintasi kawasan perairan Cirebon.
Dalam perjalanan ribuan kilometer tersebut, tentu terdapat beberapa kapal yang karam di laut Cirebon dan barang bawaannya menjadi harta karun tak ternilai di masa kini.
Di museum Galeri Rasulullah SAW di Masjid Al Jabbar misalnya, terpampang 3 jalur masuknya Islam ke Nusantara.
Di mana ketiganya merupakan jalur perdagangan antar negara, termasuk wilayah pesisir utara Jawa Barat.
Ketiga jalur tersebut adalah Jalur Kayu Manis, Jalur Sutera dan Jalur Rempah-rempah. Namun yang paling signifikan persinggungannya adalah Jalur Rempah.
Jalur rempah yang ditunjukan dengan garis putus-putus berwarna putih pada gambar di artikel ini, menyisir hampir seluruh kawasan pesisir utara Pulau Jawa.
BACA JUGA:Suhu Dingin, Es Muncul di Pos Kawah Burung Gunung Ciremai, Begini Kesaksian Pendaki
Sedangkan Jalur Kayu Manis hanya berada di ujung barat Pulau Jawa yang berbatasan dengan perairan Sumatera.
Dalam visualisasi The Spread of Islam, dijelaskan bahwa Islam yang awalnya berpusat di Jazirah Arab, pada Abad ke-7 mulai menyebar luas ke seluruh dunia.
Ada beberapa teori bagaimana Islam sampai di Erupa hingag Asia Tenggara. Salah satunya melalui jalur perdagangan.
Jalur yang tercatat dalam sejarah adalah pelayanan tertua di dunia dan telah dijelajahi manusia sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: